Pria modern sebagai suami, ayah, pekerja, teman. kita memakai banyak topeng, terus-menerus mengemban tanggung jawab dan komitmen. Ritme tanpa henti ini bisa membuat kita merasa terkuras, terputus dari diri sendiri, dan mendambakan kesempatan untuk terhubung kembali. Inilah saatnya untuk “Mancation,” sebuah petualangan solo traveling yang dirancang sebagai tempat berlindung, kesempatan untuk memencet tombol reset dan menemukan kembali pria di balik lapisan kewajiban.
Terkadang para pria hanya ingin menyendiri, Menurut Market Watch, istilah mancation telah digunakan setidaknya sejak pertengahan tahun 2000-an, ketika istilah ini dipopulerkan sebagai antitesis dari “perjalanan perempuan” dalam film “The Break-Up” tahun 2006. Para pendukung mancation mengatakan bahwa mancation adalah cara yang menyenangkan untuk melepaskan ketegangan yang “memungkinkan para pria menjadi pria.”
Hidup bisa menjadi rutinitas yang melelahkan. Tenggat waktu pekerjaan, kewajiban keluarga, lingkaran sosial yang sama, mudah untuk melupakan siapa diri Anda di luar peran ini. Mancation memberikan pelarian yang sangat dibutuhkan, kesempatan untuk melangkah keluar dari treadmill dan menjelajahi wilayah yang belum dipetakan, baik secara harfiah maupun kiasan. Kesendirian ini mendorong introspeksi. Tanpa dibebani oleh harapan orang lain, Anda memiliki waktu dan ruang untuk menggali pikiran dan perasaan Anda. Apa gairah Anda? Apa yang membuat Anda bahagia? Arah mana yang Anda inginkan dalam hidup Anda? Pertanyaan-pertanyaan ini, yang sering dikesampingkan dalam kesibukan sehari-hari, muncul ke permukaan saat solo traveling.
Kekuatan Dis koneksi
Di dunia kita yang segalanya terhubung, mudah untuk merasa terus-menerus terikat dengan teknologi. Email berdering, notifikasi media sosial berdengung, dan tekanan untuk “tersedia” bisa tak henti-hentinya. Mancation menawarkan kesempatan untuk melepaskan diri dari tali digital ini. Dengan meninggalkan ponsel Anda (atau setidaknya secara signifikan membatasi penggunaannya), Anda menciptakan ruang untuk refleksi diri yang sejati. Dis koneksi memungkinkan Anda untuk sepenuhnya hadir di saat ini. Anda menjadi lebih selaras dengan lingkungan Anda, pemandangan, suara, dan bau tempat baru. Kesadaran yang meningkat ini dapat mengarah pada apresiasi yang lebih dalam terhadap dunia di sekitar Anda dan rasa damai yang seringkali sulit dipahami di era digital.
Traveling tidak selalu berjalan mulus. Koneksi yang terlewat, hambatan bahasa, dan jalan memutar yang tidak terduga adalah semua bagian dari petualangan. Tetapi tantangan ini, ketika dihadapi secara langsung, dapat membangun ketahanan dan akal. Menavigasi wilayah yang tidak dikenal memaksa Anda untuk memecahkan masalah, beradaptasi dengan situasi baru, dan mengandalkan sumber daya Anda sendiri. Mengatasi hambatan ini menumbuhkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri. Anda menemukan kekuatan batin yang tersembunyi, kemampuan untuk menangani apa pun yang kehidupan lemparkan kepada Anda. Ketahanan yang baru ditemukan ini meluap ke aspek lain dalam hidup Anda, membuat Anda lebih siap menghadapi tantangan di rumah dan di tempat kerja.
Menyusun Mancation Anda, Destinasi dan Aktivitas
Keindahan mancation terletak pada kustomisasinya. Liburan ideal Anda mungkin melibatkan mendaki gunung di Bromo, atau hanya tersesat dalam hiruk pikuk yang dinamis dari kota Surabaya yang ramai. Kuncinya adalah memilih tujuan yang memicu rasa ingin tahu Anda dan memicu rasa petualangan Anda. Untuk para pencari sensasi, pertimbangkan aktivitas yang mendorong Anda keluar dari zona nyaman. Belajar surfing di Bali, memulai petualangan arung jeram di Songa Rafting Probolinggo, atau pergi safari satwa liar di Taman Safari Prigen.
Pelancong yang lebih introspektif mungkin menemukan pelipur lara dalam kegiatan yang lebih tenang. Menjadi relawan di proyek lokal di negara berkembang, tersesat di halaman buku di kafe Paris yang menawan, atau hanya berjalan-jalan di jalanan berbatu kota tua Eropa. Meskipun kesendirian adalah elemen inti dari mancation, itu tidak harus menjadi pengalaman yang soliter. Solo traveling sering kali mengarah pada koneksi yang tidak terduga. Mulailah percakapan dengan sesama pelancong di ruang bersama hostel, bergabunglah dengan tur jalan kaki lokal, atau ambil kelas bahasa – interaksi ini bisa memperkaya dan memberikan gambaran tentang budaya dan perspektif yang berbeda.
Kembali Dengan Perasaan Diri yang Baru
Mancation yang sukses bukanlah tentang bersantai di pantai atau mengumpulkan suvenir. Ini tentang perjalanan penemuan diri. Saat Anda kembali ke rumah, Anda akan merasakan perubahan. Anda akan merasa lebih terhubung dengan diri sendiri, lebih percaya diri, dan lebih siap menghadapi tantangan hidup. Mancation dapat menjadi katalis untuk perubahan positif. Ini dapat membantu Anda mengidentifikasi tujuan baru, menetapkan prioritas yang lebih selaras dengan nilai-nilai Anda, dan menjalani hidup yang lebih otentik.
Rio dikenal di kalangan teman-temannya sebagai sosok petualang. Seorang mahasiswa aktif di salah satu Univeristas yang ada di Surabaya, Rio akan menghilang selama beberapa hari setiap tahun, menukar meja belajar dengan pemandangan gunung yang menggelegar atau kebisingan pasar malam yang ramai. Perjalanan solo pertamanya adalah ke Semeru, didorong oleh keinginan untuk mendaki gunung yang megah. Meskipun secara fisik menantang, pengalaman itu mentransformasi Rio. Kesendirian di pegunungan membawanya pada perjalanan introspeksi, membuatnya merenungkan kehidupan dan kariernya. Sekembalinya ke Surabaya, Rio merasa lebih fokus dan termotivasi, dengan perspektif baru tentang apa yang benar-benar penting baginya.
Jika Anda berpikir untuk mencoba mancation, jangan tunda lagi. Lakukan riset, pilih tujuan yang menarik bagi Anda, dan pesan tiket Anda. Hal tersulit adalah mengambil langkah pertama. Begitu Anda berada di jalan, Anda akan kagum dengan kekuatan transformatif dari solo traveling. Mancation bukan hanya tentang melarikan diri dari kehidupan sehari-hari Anda. Ini tentang menemukan diri Anda kembali. Selamat bepergian!