Kisah Mbah Arifin, Kesetiaan Di Pedestrian Kayutangan

Written By :

Category :

Inspira

Posted On :

Share This :

Cinta terbukti mampu membuat seseorang rela untuk mengorbankan banyak hal untuk seseorang yang dicintai. Demi sosok pujaan hati kita bisa mengorbankan tenaga, uang, dan bahkan waktu untuk dapat membuktikan kesetiaan cinta kita terhadap orang yang kita sayangi.  Meski begitu mungkin banyak orang diluar sana yang tak percaya kalau di zaman ini masih ada yang namanya cinta sejati. Namun dengan adanya kisah cinta dari Mbah Arifin atau yang akrab dipanggil Mbah Gombloh. Pria ini disebut sosok yang setia dan tulus. Sosok Mbah Arifin banyak dikenal oleh masyarakat Malang raya, selama puluhan tahun beliau setia menunggu kedatangan kekasihnya tercinta. 

Penantian Mbah Arifin ini dimulai dari tahun 1965 hingga akhir hayatnya. Terpisah dengan kekasihnya setelah terjadi peristiwa politik di Kota Malang. Kakek Arifin semasa hidupnya hanya berdiam tertunduk di depan ruko kawasan Kayutangan Heritage. Ia memang tak banyak bicara, dan biasanya Kakek Arifin duduk di lokasi itu sejak pagi hingga sore hari demi menunggu kekasihnya. Sering kali dia duduk menunggu di emperan toko tersebut dengan pakaian yang rapi seolah-olah menunggu kehadiran seseorang.

Di sepanjang Jalan Basuki Rahmat atau Kayutangan Heritage bila Coolins jeli dan teliti kalian bisa menemui gambar wajah Kakek Arifin tersebut di selatan pedestrian Kayutangan Heritage, tepatnya dekat dengan Bank BNI sebelum perempatan Raja Bali.

Potret lampu jalan Kayutangan Heritage. Ditengah gemerlapnya lampu itu, Kayutangan menyimpan kisah pilu. (Foto: Defani Yusanto/Mascoolin)

Menurut Pemerhati Sejarah dan Budaya Kota Malang, Agung Buana mengatakan bahwa dari informasi yang didapat, lokasi yang selalu ditempati Mbah Arifin adalah tempat ia membuat janji untuk bertemu dengan sang kekasih. “Dia sedang menunggu entah itu pacar atau istrinya yang pada peristiwa 1965 berjanji akan bertemu dengan Mbah Gombloh dilokasi yang sama” ujar Agung dikutip dari detik.com.

Meski ia telah lama menanti, ternyata sosok yang ditunggu tunggu tak kunjung datang. Tidak diketahui pasti apakah kekasih Mbah Arifin masih hidup atau sudah meninggal. Mbah Arifin selalu berusaha untuk memenuhi janji yang telah ia buat bersama pujaan hatinya pada saat itu.

“Menurut cerita sih, Mbah Arifin ini terpisah dengan kekasihnya dulu waktu ada peristiwa politik. Mereka janjian buat ketemu lagi disini kalo situasi kota sudah aman, tapi ternyata Mbah Arifin ini ga ketemu lagi sama kekasih pujaannya padahal dia sudah setiap menunggu tiap hari di depan toko itu” menurut hadi seorang mahasiswa yang sedang duduk santai di sekitaran Kayutangan Heritage.

Sudut bangunan tempat Mbah Arifin menunggu pujaan hatinya hingga akhir hayatnya. (Foto: Defani Yusanto/Mascoolin)

Kisah cinta Mbah Arifin mampu menginspiraasi banyak masyarakat hingga orang membuatkan sebuah mural sosok Mbah Gombloh di lokasi dimana ia menunggu sang pujaan hati. Ada beberapa tulisan yang terinspirasi dari kisah cintanya.

Sekelompok pemuda yang memiliki kemampuan melukis, mereka melukis wajah Mbah Arifin di salah satu toko di kawasan Kayutangan, Kota Malang. Dalam lukisan itu, Mbah Arifin digambarkan dengan wajah agak menunduk dengan raut muka seperti menunggu kedatangan seseorang. Sosok Mbah Arifin telah begitu akrab dan menyatu dengan kawasan Kayutangan. Bahkan kisah perjuangan cintanya tak hanya dikenal oleh masyarakat Kota Malang saja, tetapi juga banyak dibicarakan di dunia maya.

Hanya satu hal yang Mbah Arifin percaya yakni cinta sejati itu tak kan pernah luntur. Maka dari itu, kesetiaan beliau membuatnya senantiasa bersemangat untuk menempuh perjalanan sejauh 46 kilometer dari kediamannya di Ngantang ke kawasan pertokoan di Kayutangan setiap harinya.

Potret mural Mbah Arifin di pedestrian Kayutangan Heritage, Malang pada (27/5/2023). (Foto: Defani Yusanto/Mascoolin)

“Menurut saya kisah Mbah Arifin ini sangat menginspirasi banget sih ya, ga kebayang sih nunggu puluhan tahun lamanya tapi tidak pernah bertemu dengan seseorang yang ditunggu.” ucap Aldi saat ditanya pendapatnya mengenai kisah Mbah Arifin.

Kakek Arifin menunggu di tempat yang sama menanti pujaan hatinya muncul bertemu dengannya. Kendati demikian, pada 8 april 2017, mbah Arifin harus merelakan penantian panjangnya. Ia ditemukan lemas dengan kelopak mata lebam karena terbentur sesuatu. Beliau langsung dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar, namun pada akhirnya Mbah Arifin harus menutup usianya.

Meski Mbah Arifin telah tiada, kesetiaannya akan terus abadi bersamanya. Begitulah kisah dari Mbah Arifin yang setia menanti sang kekasih selama bertahun-tahun. Tidak hanya sekedar kata saja, beliau mampu membuktikan bahwa ketulusannya ditunjukkan dengan tindakan.

Kisah Mbah Arifin memang tidak berakhir bahagia, namun kisah kesetiannya akan terus dikenang oleh orang-orang yang berpapasan atau bahkan pernah bertemu dengan beliau semasa hidupnya. Coolins bisa mencontoh kesetiaan yang Mbah Arifin ini, karena hanya ada dua hal yang bisa dipegang dari seorang laki laki, yaitu kesetiaan dan tanggung jawab.

Penulis: Ade Zafir Harisandi/Mascoolin

Jika Coolins tertarik dengan kisah insiratif atau kisah cinta seperti ini, Coolins bisa loh baca artikel lain dari mascoolin.id seperti Kisah Hendi dan Tips Menghadapi Hubungan Jarak Jauh yang Bisa Mas Tiru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *