Terlahir sebagai perempuan di India sering kali diibaratkan sebagai menghadapi takdir yang berat dan penuh batasan. Stigma patriarki yang mengakar, tradisi yang menekan, dan ketimpangan gender yang masih dalam menghadang perempuan untuk meraih kesejahteraan hak dan kesempatan. Meski pemerintah telah menggalakkan berbagai program dan kebijakan untuk mengakhiri budaya patriarki, perempuan India masih harus berjuang melawan diskriminasi yang menancap kuat dalam budaya dan masyarakat. Di tengah upaya pembenahan ini, sosok Mahatma Gandhi pun kembali dikenang sebagai pemimpin yang mengawali langkah menuju kesetaraan, menolak patriarki, dan menginspirasi perubahan demi kemerdekaan perempuan India.
India, negara di Asia Selatan dengan mayoritas penduduk beragama Hindu, memiliki tradisi dan aturan yang berlandaskan sistem kasta, yang tak jarang memperkuat ketidakadilan gender. Salah satu contohnya adalah dowry culture, di mana pihak perempuan harus menyediakan mahar atau mas kawin kepada keluarga laki-laki saat pernikahan, sebuah tradisi yang justru membebani perempuan.
Dengan masifnya problematika yang ada di India, Munculah seorang aktivis yang menentang dan menggoyang keterpurukan maskulinitas patriarki di india. Mahatma Gandhi dikenal sebagai pemimpin spiritual dan politik yang menginspirasi dunia dengan prinsip satyagraha atau perlawanan tanpa kekerasan. Meskipun namanya kerap dikaitkan dengan perjuangan kemerdekaan India, Gandhi juga memperjuangkan nilai-nilai yang lebih mendasar, yaitu kesetaraan dan martabat bagi seluruh masyarakat India, termasuk perempuan. Dalam budaya yang dipengaruhi patriarki yang kuat, di mana perempuan seringkali dikesampingkan, Gandhi tampil sebagai sosok revolusioner yang berusaha menggoyahkan fondasi maskulinitas yang bobrok dan diskriminatif.
Baca juga: The King” Elvis Presley Sang Legenda Rock and Roll
Gandhi memiliki keresahan maskulinitas patriarki dalam lingkunganya yang telah lama membentuk pandangan sosial yang mengutamakan dominasi laki-laki dan merendahkan peran perempuan. Sistem ini memungkinkan terjadinya diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan melalui tradisi seperti dowry culture dan pembagian peran yang kaku. Budaya patriarki ini telah menciptakan kesenjangan gender yang signifikan dan membelenggu kebebasan serta hak-hak perempuan di India. Pemerintah kini berupaya menghapus sistem yang menindas ini, namun akar maskulinitas patriarki yang kuat masih menjadi tantangan besar dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara.
Selain itu, kekerasan dalam rumah tangga dan tindak kriminal lainnya terhadap perempuan sangat tinggi di India. Menurut tandfonline dalam artikel “These Women, They Force Us to Rape Them’: Rape as Narrative of Social Control in Post-Apartheid South Africa” data kriminalitas terbaru pada tahun 2020, polisi menerima lebih dari 112.000 laporan kekerasan dan pelecehan dari perempuan. Ketidakadilan yang terus berlanjut ini memperlihatkan betapa dalamnya pengaruh patriarki dalam kehidupan masyarakat India, menjadikan perempuan rentan terhadap diskriminasi, kekerasan, dan stigma sosial yang sulit dihapus.
Melawan maskulinitas patriarki, Gandhi menjalankan berbagai upaya yang berfokus pada kesetaraan dan penghormatan terhadap perempuan. Ia menentang keras patriarki yang memperkuat ketimpangan gender, kekerasan rumah tangga, dan pelanggaran hak perempuan, serta mengajarkan bahwa kesetaraan adalah prinsip yang harus dijunjung. Melalui prinsip Ahimsa atau non-kekerasan, Gandhi mendorong masyarakat untuk menolak segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga dan praktik pernikahan anak, yang ia anggap sebagai bentuk patriarki yang perlu dihapuskan. Gandhi juga memperjuangkan pendidikan yang setara bagi perempuan sebagai langkah pembebasan, karena menurutnya, pendidikan membuka peluang bagi perempuan untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa. Selain itu, ia menolak pembagian peran gender yang kaku, mendorong perempuan untuk bebas menentukan jalan hidupnya dan mengajak laki-laki agar turut serta dalam peran domestik guna menciptakan keseimbangan yang lebih setara. Gandhi juga melibatkan perempuan dalam gerakan kemerdekaan, menempatkan mereka bukan sebagai pengikut, tetapi sebagai mitra sejajar dalam perjuangan politik, menegaskan peran penting mereka dalam membangun masa depan India yang lebih adil dan setara.
Mahatma Gandhi memberikan kontribusi penting dalam menentang patriarki yang mengakar di India. Meskipun ia tidak sempurna, perjuangannya untuk menciptakan masyarakat yang menghargai kesetaraan gender tetap dikenang hingga kini. Melalui nilai-nilai cinta, non-kekerasan, dan pendidikan, Gandhi membuka jalan bagi kesetaraan yang lebih besar bagi perempuan di India dan menjadi inspirasi bagi upaya kesetaraan di seluruh dunia. Warisan Gandhi dalam melawan patriarki adalah pengingat bahwa perubahan dalam pola pikir masyarakat membutuhkan keberanian, komitmen, dan keyakinan pada keadilan yang lebih tinggi.
Penulis: Defani Yusanto/Mascoolin
Editor: Defani Yusanto/Mascoolin