Baju koko merupakan salah satu busana yang wajib digunakan ketika umat Muslim saat beribadah sehari-hari, terutama bagi kaum pria. Tak hanya sebatas untuk beribadah di Masjid saja, bahkan baju koko banyak digunakan pria-pria muslim saat menjalani momen tertentu seperti disaat lebaran. Tak sedikit sekolah-sekolah, dan bahkan perkantoran terkadang menjadikan baju koko sebagai seragam wajib di hari-hari tertentu.
Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya trend fashion, trend baju muslim untuk pria juga ikut mengalami perkembangan trend juga. Kini baju koko sudah banyak yang hadir dengan design yang berbeda-beda, namun tetap syar’i. Sehingga baju koko masih kerap kali dikenakan dalam acara-acara non formal.
Kenapa Namanya Baju Koko?
Coolins tau ga kenapa dinamakan baju koko? Baju koko konon katanya bermula dari sebuah hasil adopsi warga Betawi dari China. Disebutkan baju koko adalah budaya turun temurun dari masyarakat China bernama “Tui-Khim”. Menurut Dosen Ilmu Komunikasi UMM, Dr. Fauzik Lendriyono, S. Sos., M.Si, Penamaan baju koko konon bukan didasarkan pada penamaan sebutan kakak laki-laki dalam budaya Cina, akan tetapi didasarkan pada penyebutan orang tua yang memakai baju tui-khim dan dipanggil “engko-engko”. Kemudian penamaan ini lama kelamaan berubah menjadi koko.
“Koko itu kan kakak atau mas ya, tapi berasal dari sebutan engko-engko. jadi sebutan aja untuk memastikan kalau yang seperti ini adalah baju koko dari china” ucap Fauzik Lendriyono selaku Dosen Komunikasi UMM.
Penuturan tersebut rupanya sejalan dengan sejarawan JJ RIzal. Seorang sejarawan yang berasal dari betawi. Dikutip dari voi.id, JJ Rizal mengungkapkan bahwa baju koko adalah pakaian sehari-hari pria Tionghoa. Dulunya, warga Tionghoa memadukan tui-khim dengan celana semata kaki atau komprang. tui-khim juga dipakai dan dikenal dengan sebutan baju tikim. Ia menyebut, ciri-ciri baju tikim sama seperti baju koko.
Baju koko ini sudah ada sejak abad ke-17 silam dan kalaa itu masyarakat Tionghoa datang ke tanah Batavia memakai baju tersebut. Pria tionghoa yang berada di Indonesia sering memakai baju tui-khim untuk aktivitas sehari-harinya. Baju Tui-Khim dipadukan dengan celana panjang hingga batas mata kaki. Seiring berjalannya waktu, sekitar abad ke 20, baju Tui-Khim mulai digunakan oleh warga pribumi karena memang seiring membaurnya masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Indonesia pada saat itu.
Akan tetapi, pamor baju tui-khim akhirnya mulai redup sejak masyarakat Tionghoa diperbolehkan menggunakan pakaian bergaya belanda atau eropa, seperti kemeja dan jas terbuka. Terlebih lagi kondisi tersebut juga dipengaruhi oleh runtuhnya Dinasti Cheng pada 1911. Kemudian setelahnya terjadi upaya persamaan hak berpakaian orang cina dan warga Eropa.
Baju Tui-Khim kemudian justru banyak disukai oleh masyarakat pribumi dan mulai nyaman untuk mengenakannya sebagai pakaian sehari-hari. Bahkan juga dikenakan dalam acara formal. Awal mula dikenakan orang Indonesia tak lain kebanyakan adalah dari mas-mas Betawi. Baju koko yang dipakai adalah yang umum berwarna putih dan dikombinasikan dengan celana batik longgar. Pakaian itu seolah kemudian menjadi trademark para masyarakat pria asal Betawi sekaligus orang-orang muslim lantaran masyarakat Betawi juga identik dengan orang muslim yang berpengaruh di Batavia. Dikutip dari Kompas.com menurut David Kwa, pengamat budaya Tionghoa, Tui-Khim juga dipakai di kalangan masyarakat Betawi dan dikenal dengan sebutan baju tikim.
Asal Usul Baju Koko
Dalam tradisi jawa, ada baju tradisional yang disebut Surjan. Baju surjan dipercaya sebagai pencetus kelahiran baju koko di Indonesia. Surjan berasal dari dua suku kata, yaitu “su” dan “ja”. Artinya adalah nglungsur wontern jaja atau meluncur melalui dada. Maka dari situlah, baju surjan memiliki panjang yang sama di bagian depan dan belakang. Umumnya, baju surjan dipakai untuk menghadiri acara resmi seperti upacara adat jawa dan dilengkapi dengan aksesoris blangkon atau beberan.
Ciri khas dari baju surjan yaitu motifnya berupa garis-garis yang membentang secara vertikal, dengan warna coklat muda atau coklat tua. Sedangkan, baju koko memiliki ciri khas berkerah tegak dengan lengan panjang mirip jas Jawa. Konon, baju ini adalah hasil sentuhan dari Sunan Kalijaga.
Model baju surjan Jawa tadinya berlengan pendek. Namun Sunan Kalijaga memodifikasi baju itu menjadi baju takwa dengan lengan panjang. Tujuan dari modifikasi baju Surjan menjadi baju takwa adalah agar memiliki makna dan filosofi sendiri dimulai dari penyebutan nama baju Takwa dikarenakan hanya boleh dipakai saat acara keagamaan saja.
Menurut penuturan Dr. Fauzik Lendriyono, S. Sos., M.Si, Baju Surjan diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Dikenal dengan nama takwa dikarenakan penggunaannya kegiatan keagamaan. Akan tetapi, baju takwa tidak mengadopsi baju Tui-Khim.
“Kalau ditinjau dari situs sejarah Sunan Kalijaga itu ada di masa sebelum kerajaan Demak, jadi bagian dari itulah. Nah, Kerajaan Demak itu ada setelah Kerajaan Majapahit itu sudah beratus ratus tahun barangkali ya. Majapahit ada setelah singosari, pada masa Kerajaan Singosari, Majapahit ini kedatangan pasukan tartar kemudian tipu muslihat dan lain sebagainya dan majapahit hancur dan akhirnya kebentuk Demak. Nah dari situ kita tau mungkin prosesnya, barangkali Sunan Kalijaga terinspirasi dari cina tadi. Di fotonya kan gitu Kalijaga di fotonya yang lain pake sorban dia pake baju hitam”. Ujar Fauzik Lendriyono selaku Dosen UMM saat diwawancarai oleh tim redaksi dari Mascoolin.
Bagaimana Menurut Sobat Coolins?
Ternyata sejarah dari baju koko ini ini hanya serta merta berasal dari budaya Cina dan Jawa saja. Baju koko tidak hanya berasal dari satu budaya tertentu, tetapi merupakan hasil pengembangan dan adaptasi dari berbagai budaya di wilayah Asia. Hal ini menunjukan kompleksitas dan kekayaan sejarah dan kebudayaan di balik pakaian tradisional ini.
“Kalo Baju Koko aku sih biasanya pake kalo buat ke masjid atau kadang acara formal juga aku pake pake aja sih, soalnya emang kan desain bajunya juga nyaman dan adem aja kalo dipake kan,” ucap Ahmad.
Nah, Coolins sekarang sudah tau kan gimana sejarah baju koko? Perlahan pemakaian baju koko terus bertambah dan semakin banyak. Dari sisi design baju koko saat ini terlihat semakin minimalis dengan hiasan yang menawan. Baju koko banyak dijual dipasaran dan punya beragam warna mulai dari warna putih, abu-abu, coklat dan hitam.
Jika tertarik dengan pembahasan seputar fashion dan lifestyle seperti ini Coolins juga bisa baca artikel lain dari kami seperti Parfum, Salah Satu Hal Terpenting Bagi Pria.